Belajar dari Aryo dan Mas Toto, "Everybody Changing"! (Exploring Jambi Part 2)
Kalo di lapangan, di samping kita bisa menambah ilmu dengan membaca paper-paper atau bla-bla-bla lainnya, kita juga bisa belajar tentang hidup dari orang-orang sekitar.. Seperti yang gue lakuin di Batulicin selama 11 hari kemarin..
Pertama gue mau ceritain kisahnya si Aryo.. Seperti remaja usia sebayanya, si Aryo muda masih mencari jati dirinya.. Dan, seperti yang kita tahu bahwa dalam fase kehidupan yang masih sangat labil itu, di mencoba berbagai hal, tak terkecuali narkoba.. Berawal dari coba-coba mulai dari daun ganja hingga ekstasi, lambat laun dia semakin ketagihan..
Lambat laun, bukannya dia sadar, dia bahkan sampai menjadi pengedarnya.. Dan, gak tanggung-tanggung, omzet penjualannya hingga puluhan juta rupiah setiap bulan.. Lama kelamaan, dia dan sindikat-sindikat yang lainnya tercium oleh polisi.. Salah seorang temannya berhasil diringkus.. Beruntung temannya tidak memberitahukan keberadaan yang lain, termasuk Aryo.. Setelah menikah dengan gadis di kampungnya, dia akhirnya sadar.. Dan, sekarang dia sedang mencoba berubah dengan mencari pekerjaan yang halal, yaitu sebagai tenaga harian lokal di sini..
Tidak berbeda dengan Mas Toto, dulu pas masih muda mempunyai mata pencaharian yang unik: Pembuat dan pengedar lotere ndog cicak.. Keuntungannya sangat lumayan sekali, dengan berbekal permen dan beberapa slop rokok sebagai hadiahnya, dan dengan link dan bakingan dari pihak berwajib, dalam seminggu dia bisa menghasilkan uang yang tidak fantastis: 3 juta!
Suatu saat dia sadar bahwa pekerjaannya adalah pekerjaan yang tidak bisa dibilang halal.. Dan, dengan berbekal tekad yang kuat, dia akhirnya bisa bekerja di perusahaan ini sebagai drafter..
Lesson learned dari kedua cerita ini adalah, berubah adalah sesuatu yang tidak selamanya buruk, selama perubahan tersebut ke arah yang lebih baik..
